Rabu, 21 November 2012

Varian mag yang disebut GERD

Langsung saja, tujuan saya menuliskan ini adalah untuk berbagi pengalaman. Berbagi pengalaman ini dibutuhkan bagi orang-orang yang sedang mencari informasi, dalam hal ini mengenai gerd. Sekitar bulan september 2012 saya mengalami sakit tidak enak badan, pusing, nafas sedikit sesak, mau pingsan (tingkat kesadaran menurun dan cemas). Saat itu sedang ada acara perpisahan salah satu teman kantor yang akan dipindah tugas. Perasaan yang dominan saat itu adalah cemas, dan kesadaran saya sedikit membaik apabila saya berjalan ke toilet dan berusaha muntah walaupun tidak ada yang dimuntahkan (hanya keluar angin). Saat itu saya berhasil bertahan untuk tidak pingsan, pulang ke kost dan beli tabung oksigen. Sampai di kos, teman saya yang punya pengalaman terapis alternatif meng-kop saya, dan saya sedikit membaik malam itu.

Itulah seingat saya pertama kali mengalami gangguan kesehatan yang berujung pada diagnosa gerd. Mulai malam itu, kesehatan saya menjadi tidak stabil, kadang fit, kadang mau pingsan. Gejala dominan yang saya alami adalah rasa tidak nyaman di dada, rasa sesak, dan rasa tertekan di jantung, Saya telpon dokter sp anastesi yang kebetulan adalah nasabah saya dan beliau menduga saya terkena gerd karena dari segi usia faktor resiko untuk terkena serangan jantung masih relatif kecil. (usia saya 27thn). Waktu itu saya belum begitu paham apalagi hanya berkomunikasi via telepon. Selama bulan september – oktober 2012 kesehatan saya tidak stabil, saya pergi ke dokter dan didiagnosa gangguan lambung (beberapa dokter tidak spesifik menyebut gerd), Kalau dihitung kira-kira saya ekg sampai 6 kali. Setiap ada rasa aneh di dada saya selalu cemas ke arah serangan jantung bahkan jam 2 malam saya pergi ke ugd untuk memeriksa kesehatan dan dilakukan ekg. Walaupun kesemua hasil ekg saya normal saya tetap merasa cemas, terlebih lagi saya selalu membaca artikel di internet tentang gejala jantung. Walaupun berimbang dengan mencari informasi tentang gerd juga, tetap saja saya tidak tenang. Bahkan ketika saya ke dokterr spesialis jantung, beliau melakukan (lagi lagi) screening ekg dan hasilnya normal. Saya mulai agak tenang setelah ada hasil cek-up dari kantor yang mengatakan kolesterol saya (walaupun kolesterol total) masih relatif normal yaitu 183 dari batas 200. Kemudian hitung darah lengkap serta fungsi hati,ginjal,hasil ronsen, semua dalam batas normal.

Disamping itupun saya berobat ke dokter spesialis penyakit dalam dan beliau yakin sekali dari gejala klinis yang saya alami, adalah penyakit yang disebut Gerd. Akhirnya saya diberi obat omeprazole , domperidone, serta antasida. Untuk 2 minggu pertama saya minum omeprazole 2 kali sehari. Harga obatnya lumayan mahal karena dikasi yang paten dulu untuk terapi 2 minggu pertama. Sempat saya sudah membaik gejala gerdnya dan berganti menjadi pegal-pegal ga jelas di tangan dan kaki, serta kondisi badan yang rapuh. Sampai saya simpulkan bahwa itu adalah efek stress saya sehingga pundak menjadi pegal seperti itu dan kadang seperti ditusuk jarum di kaki dan tangan (saya juga pergi ke dokter saraf dan diberi vitamin ,dokter menyimpulkan akibat kondisi asam lambung serta cemas).



Sampai saat ini kesehatan saya belum pulih 100%, namun demikian saya sudah lebih baik mengenal penyakit saya, yaitu Gerd. Pada awalnya lingkungan mungkin sedikit meremehkan apa yang saya alami. Kebanyakan orang menganggap sakit asam lambung artinya mag, dan mag itu biasa. Tapi hanya sedikit yang memahami serangan psikis dan gejala-gejala yang beraneka ragam dari gerd ini. Sebab satu hal yang harus dipahami gerd bukanlah mag. Sebagian besar penderita Gerd pernah mengalami kecemasan akan penyakit jantung. Hanya satu dokter saya yang memahami saya lebih baik karena tidak lain beliau sendiri juga penderita gerd. Jangan salah, dokter juga manusia dan bisa sakit. Mengingat pekerjaan beliau sebagai anestesi super sibuk di kota saya yang sering mendapat panggilan hingga tengah malam sekalipun, beliau juga bisa stress. Beliau menasehati kepada saya, pertama pastikan dulu itu bukan jantung, lalu fokus pada penyembuhan Gerdnya, perbaiki pola hidup dan dijaga pola makannya. Akhirnya untuk lebih meyakinkan dengan biaya sendiri saya melakukan tes treadmill dan syukurlah hasilnya bagus. Sejak saat itu kecemasan saya berkurang, setiap kali saya salah makan, dan dada sesak saya minum jenis antasida. Namun kini obat-obatan itu tidak rutin saya minum lagi, hanya pada saat saya yakin perlu saja. Untuk teman teman yang ingin mencari referensi, saya berikan beberapa link berikut, dan saya sarankan untuk bergabung dengan grup GIHM di facebook untuk berbagi pengalaman dan support.

Orang sehat cenderung meremehkan apa yang dialami penderita gerd, itu wajar jadi jangan kecewa. Segala macam emosi negatif hanya akan membuat asam lambung naik. Mudah mudahan apa yang saya sampaikan ini bermanfaat. coba visit ini: cheeskamozzarella dan ini: penanganan gerd

2 komentar:

  1. Saya penderita gerd juga dari tahun 2009 ...sempat sembuh ...dan sudah satu bulan ini kambuh lagi ... terasa semakin parah ... pagi ini saat pulang nganter anak sekolah tiba tiba dada terasa sakit ..sesak napas ..lemas...kaki dan tangan dingin dan kesemutan ..ada lendir di tenggorokan yang tidak bisa di telan ataupun di keluarkan .... saya sangat panik ... apa yang harus saya lakukan ..

    BalasHapus
  2. Saya penderita gerd juga dari tahun 2009 ...sempat sembuh ...dan sudah satu bulan ini kambuh lagi ... terasa semakin parah ... pagi ini saat pulang nganter anak sekolah tiba tiba dada terasa sakit ..sesak napas ..lemas...kaki dan tangan dingin dan kesemutan ..ada lendir di tenggorokan yang tidak bisa di telan ataupun di keluarkan .... saya sangat panik ... apa yang harus saya lakukan ..

    BalasHapus