Siang itu siang yang biasa saja
bagi bocah berseragam biru putih, yang lebih tepatnya biru kelabu,atau biru
kuning, atau biru..apalah sebutan yang tepat untuk warna baju putih kusam.
Bajunya kusam karena tak pernah diganti sejak tahun lalu. Ayahnya bukan orang
yang mampu untuk membelikan baju baru setiap tahun, namun ayahnya mampu
membayar uang sekolah yang tidak mahal.. ya tidak mahal dibandingkan harapan
dan hasrat orang tua untuk menempatkan anaknya pada lingkungan sekolah yang
berprestasi baik dan serius dalam menyelenggarakan pendidikan, meskipun untuk
itu sang ayah harus menganggap setiap bulan adalah bulan ramadhan karena harus
puasa setiap hari.
Ya siang itu di saat terakhir
sebelum ia menyelesaikan tahapan sekolah menengah pertama, ia melihat
lingkungan sekolahnya. Menatap bunga yang tertata rapi, melihat lapangan basket
, ruang guru , kelas dengan whiteboard , melihat parkiran sepeda dimana banyak
sepeda para siswa terparkir dengan rapi, kemudian melihat parkiran sepeda motor
dan matanya tertuju pada motor sport jaman itu. “Pastilah ini milik para siswa
laki-laki dengan ekonomi keluarga menengah ke atas..” demikian pikirnya . ya
kebanyakan motor sporty itu pastinya untuk menarik perhatian para wanita. Demikianlah hal-hal yang mungkin luput
dari perhatian orang tua, bahwa materialism itu dimulai saat masa puber.
Lalu matanya tertuju pada
parkiran mobil, diantaranya mobil-mobil terbaru yang hampir pasti bukan milik
para guru. Mobil ini lebih sakti lagi ..wanita tercantik disekolah ini versi si
bocah berbaju kusam selalu menumpang mobil ini, diantar jemput oleh pria tampan
pemilik mobil yang juga merupakan teman satu angkatannya. Walaupun sekolah ini
berseragam putih biru, entah mengapa si pria tampan ini selalu di level yang
berbeda. Bajunya tidak hanya putih, namun bercahaya. Rambutnya selalu tertata
rapi, arlojinya selalu terlihat gagah dan menunjukkan status sosialnya. Belum
lagi sederet prestasi bersama tim basket sekolah yang membuatnya menjadi idola.
Sungguh, kehidupan yang didamba oleh bocah berbaju kusam.
Siang itu tanpa disangka sang
ayah menjemput si bocah berbaju kusam , dengan sepeda motor yang sudah tak jelas
bentuk dan suara mesinnya.
“hai jagoanku, hari ini ayah ingin
menjemputmu, mari kita pulang dan mencari nasi padang dekat sini” sapa sang
ayah.
“trims ayah mari kita pergi..”
sambut si bocah datar dan ingin segera berlalu..karena malu dengan jemputan
itu.
Sang ayah bukannya tak menyadari
hal itu dan bertanya dalam perjalanan “apakah kau malu nak..ayah menjemputmu
seperti ini?”
“Tidak ayah, aku tidak malu
denganmu , aku tau apa yang telah engkau lakukan demi aku, walau ibu telah
tiada tapi engkau tetap setia padanya dan membesarkanku seorang diri dengan
kerja keras..engkau ayah terhebat” balas
sang bocah mengingkari hatinya.
“Terima kasih nak, ayah berharap
engkau jauh lebih baik daripada ayah kelak” balas sang ayah dengan hati
terharu.
Sekian lama kemudian berlalu
dengan suasana hening.. lalu si bocah bertanya “ Ayah, mengapa beberapa orang
begitu beruntung dengan hidupnya, berlimpah harta, popularitas, bahkan sejak
mereka terlahir tanpa harus merasakan bekerja keras? kadang bagiku mereka
terlihat sombong”
Sang ayah kaget dengan pertanyaan
itu “ Anakku , Tuhan menciptakan manusia sungguh berharga meskipun tanpa hal
itu semua..tak ada harta yang kau bawa mati, namun kelak di akhirat engkau akan
dinilai berdasarkan amal dan ibadahmu . tiap orang punya permasalahannya
masing-masing walaupun diluar mereka tampak mewah, kita tak pernah tau di dalam
dan janganlah engkau berpikir negatif dengan mereka”
“Apa yang membuat manusia
berharga tanpa hal-hal tersebut ayah? Tanpa uang kita bahkan tidak bisa makan ,
beli baju dan wewangian..apabila kita bau , orang tentu akan menjauh dan tidak
menghargai kita. Orang lebih tertarik dekat dengan orang lain yang berhasil
daripada yang gagal” kritik si bocah
“Anaku, jangan kau ulangi lagi
pertanyaanmu” balas sang ayah emosi “ Yang membuat manusia berharga adalah
sifatnya, kejujuran, kegigihan, kecerdasan, ketulusan..tanpa itu semua setiap
orang akan saling sikat dan kehidupan yang damai tidak akan terjadi” lalu
hening..
“Janganlah kau iri terhadap
mereka, jalanilah dan syukuri apa yang menjadi rejekimu, kita bisa bahagia
tanpa itu semua, maafkan ayah yang tidak bisa memberikanmu kehidupan seperti
itu , terimalah dan syukuri apa yang kau punya saat ini” lanjut sang ayah
dengan mata berkaca-kaca..
Lalu hening sejenak yang terasa
lama….
“Maafkan aku ayah..aku berjanji
akan menjadi anak kebanggan ayah” balas si bocah merasa bersalah.
Demikianlah percakapan singkat
siang itu, dalam hatinya si bocah berjanji tidak akan membuat sang ayah kecewa
dengan mengeluh tentang hidupnya lagi, apalagi iri dengan hidup orang lain.
Haripun berlalu, siang yang biasa
menjadi kaku..
Keesokan harinya ketika berjalan
melalui parkiran mobil, pagi masih sepi. Si bocah berbaju kusam melihat sebuah
bungkusan plastic. Dan ia mengambilnya, sungguh terkejut ia , isinya adalah
sepuluh ikat uang sepuluh ribu. Baru kali ini ia memegang uang sejumlah itu,
sepuluh juta rupiah dalam genggamannya.
Dilihatnya situasi sepi, lalu
disimpannya bungkusan itu di dalam tas, bergegas ia hendak pergi ke ruang guru
untuk melaporkannya. Lalu dilihatnya si pria tampan bersama sang gadis
tercantik disekolah ini, berjalan tergesa-gesa. Sesungguhnya ia sangat menyukai
gadis itu, gadis dalam mimpinya…. ya mimpi seorang bocah berbaju kusam.
Si pria tampan menghampirinya dan
bertanya , “ hai teman, maaf apakah engkau melihat bungkusan plastic berwarna
hitam di parkiran tadi?”
“aku baru saja datang..”balas si
bocah, ia tidak ingin berbohong tapi juga tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Seringkali
tanpa sadar kita sering melakukannya bukan ? kita sebut saja itu teknik escape.
“oh apakah kau melihat orang lain
di parkiran tadi?” Tanya si pria tampan
“ya tadi ada beberapa tukang ojek
di sekitar parkiran diantaranya dekat mobil milikmu” jawab si bocah kusam penuh
dusta. “kalau boleh tahu apa sih bungkusan yang kau cari?” sambungnya..
“Ah pastilah tukang ojek itu yang
mengambil…plastik itu berisi uang sepuluh juta, pemberian ayahku diantaranya
untuk sumbangan acara perpisahan nanti
dari ayahku” jawab si tampan
“Dengan kekayaanmu tentu kau tak
terlalu pusing kehilangan uang itu, kau tinggal memintanya lagi , kau pasti
bahagia memiliki ayah seperti itu” si bocah kusam bertanya dengan pelan, menyembunyikan
iri hatinya.
“Jangan salah paham, walau ayahku
kaya, aku sangat jarang punya waktu dengannya , kadang aku ingin hidup
sederhana namun tetap bisa berkumpul bersama keluarga..namun ia sangat sibuk,
oleh karena itu hal terbaik yang bisa kulakukan adalah membayar kepercayaanya
dengan segala prestasiku yang akan membuat beliau bangga” Jawab si tampan
Si bocah kusam terkejut, betapa
rendah hatinya pria dihadapannya ini , ia hanya bisa terdiam, betapa ia mengira
hidup mewah akan membuat orang arogan, namun tidak dengan pria ini.Dalam hatinya muncul keinginan untuk mengembalikan uang itu.
“sayangku, kamu sungguh rendah
hati , itu yang membuat aku suka denganmu ..” tiba-tiba sang gadis kekasihnya, gadis pujaan
si bocah kusam memeluk si tampan dan memberikannya ciuman pipi.
Betapa panas sesak hati si bocah
kusam, diurungkannya niat mengembalikan uang itu.. ingin ia berlalu, sebelum si tampan memegang tangannya “ Hai, kita
teman satu angkatan namun belum pernah kenal..perkenalkan namaku Alek dari
kelas tiga A, siapa namamu?”
“Namaku Tom..” Balas si bocah
kusam sambil menjabat tangannya.
“Tom, beberapa kali aku lihat
engkau bermain basket dengan baik, mengapa kau tidak pernah mencoba berlatih
dengan kami..” Tanya alek
Tom terkejut dengan perhatian itu
“ iya, aku tidak yakin bisa bergabung dengan tim basket sekolah” jawabnya
“Jangan kalah sebelum mencoba,
anyway aku akan melanjutkan sekolah di SMA alpha, mudah-mudahan kita bisa
bertemu lagi” Alek berkata
“ Iya mudah-mudahan” jawab Tom
lemah…
Pagipun berlalu menjadi siang...
Tom menuju tempat sepi dan mengeluarkan bungkusan hitam itu. “Ayah, maafkan aku
tidak menjaga kejujuran, aku hanya ingin kehidupan yang lebih baik, aku juga
ingin dikagumi, aku ingin menjadi orang baik namun orang baik yang berdiri diatas
kemapanan, bukan orang baik berbaju kusam, aku ingin wanita cantik yang
mencintaiku, bukan wanita sisa pilihan kaum mewah, uang ini kelak akan kubayar kembali” Jeritnya
dalam hati sambil menangis.
Siang itu Tom membeli sebuah
jaket hitam, hitam yang menjadi warna kesukaannya..Uang itu digunakannya untuk
membeli sepeda motor yang sangat ia inginkan, dan membuat SIM tembak karena
umurnya masih belum cukup. Sepeda motor itu tak pernah ia bawa ke rumah,
melainkan ia titipkan pada bosnya.. Tom sudah melamar pekerjaan paruh waktu
sebagai pengantar barang bermodalkan sepeda motornya. Setidaknya Tom berfikir
ia tidak berfoya foya dengan uang curian ini. Ia bekerja keras, hasratnya
adalah uang, tidak.. bukan uang, namun dendam terhadap hidupnya yang tidak
sanggup ia syukuri.
Terbalut dalam pembenaran diri
dan escape demikianlah hari itu setengah sayap sang iblis mulai tumbuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar