Kamis, 20 Oktober 2016

Warna warni yang tak lagi berarti


Mawar itu merah violet itu ungu
Ada waktunya hati lebam membiru
Bukan karena dilukai atau tersakiti
Tapi karena sebuah ironi
Pagi siang dan malam selalu terulang
Tapi momen tak pernah kembali
Wahai rembulan apakah engkau mengerti perasaan
Yang merasuk menghentak dan membutakan mata
Yang juga menusuk, melemaskan tulang membuat jantung lupa berdetak
Bukan tentang cinta yang begitu egois
Tapi kasih yang begitu murni
Karena setiap sel berganti
Ternyata manusia pun berubah
Seperti musim yang berganti
Kadang hujan datang begitu saja, seolah langit tak pernah cerah
Suatu malam sangat berarti saat ingin dimengerti
Karena malam berikutnya bukan malam yang sama
Yang namanya ironi sungguh menyayat hati
Seperti bocah yang ingin balon warna warni
Besok semua itu tak lagi berarti
Tak ada yang salah dalam ironi
Ini bukan antar manusia
Melainkan manusia dan takdir
Yang akan pergi tetap akan pergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar